Jumat, 30 April 2010

Liburan Ke Karang Bolong

Ini cerita pengalamanku liburan kemarin dengan anak-anakku, Sarah dan Ruby. Maksud hati sekadar ingin berbagi dan memberi alternatif saja untuk acara liburan murah meriah, sederhana, dan tanpa repot. Memang kesannya ini keputusan yang nekad dan impulsif karena hari-hari sebelumnya belum terbersit untuk mengajak anak-anak ke pantai. Apalagi perginya hanya betiga, tanpa ditemani oleh suamiku. Wah...kalau menunggu ayahnya anak-anak pulang, bakalan lama...., dia masih 3 bulan lagi di Guangzhou. Masak tinggal di dekat pantai nggak pernah liburan ke pantai?  Sebenarnya keinginan untuk berlibur sudah lama sekali ada dan baru berani diwujudkan sekarang. Ada beberapa alasan kenapa kemarin aku berani ngajak anak-anak ke pantai walaupun tanpa ayahnya. Hanya bertiga.

Pertama, cuaca tampak tenang, dalam beberapa hari ini tak terdengar berita tentang obak besar, gempa atau aktivitas krakatau yang mempengaruhi laut sekitar anyer.
Kedua, anak-anak dalam keadaan sehat jadi bisa diajak untuk melakukan perjalanan jauh.
Ketiga, dengan usia 7 dan 4 tahun kuanggap mereka sudah cukup besar sehingga lebih gampang diajak bekerjasama dan mengerti instruksi.
Terakhir, kebetulan mereka ikut kursus renang sudah 5 bulan jadi mereka sudah biasa ‘bergaul’ dengan air dan sudah tau caranya menghindari air masuk hidung atau kuping dari latihan berenang. Jadi untuk main di pantai sudah bisa lebih nyaman.


Dengan pertimbangan itu aku ajak mereka ke Anyer, dan langsung disambut teriakan riang gembira. Mereka jadi semangat sarapan karena membayangkan senangnya main di pantai. Sarapan memang hal wajib buat anak-anakku. Mereka sangat energik kalau sudah beraktivitas jadi kalau tidak dibekali sumber energi yang cukup, bisa gampang sakit. Aku hanya pesan, kalau ingin acara liburannya menyenangkan, mereka harus mau nurut dan tidak boleh lengah. Pada mereka kugambarkan situasi apa yang bisa terjadi di pantai (baik situasi menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan) dan bahayanya kalau nekad bergerak sendiri di pantai tanpa pengawasan. Setelah acara 'biefing' selesai dan anak-anak tampak mengerti baru deh kami berangkat, kira2 pukul 11 dari rumah. Sebenarnya ini kesiangan, maklum kan mendadak? Labih pagi sebenarnya lebih baik supaya waktu bermain labih lama dan tak kepanasan di jalan.

Karena sudah biasa ke kolam renang, saat diajak main air ke pantai Ruby otomatis mengambil tas berenangnya dan memasukkan semua perlengkapan berenang ke dalamnya. Baju ganti, handuk, celana renang, kacamata, sampai sabun dan shampo, bahkan air minum. Sarah akhirnya mengikuti contoh adiknya dan menyiapkan perlengkapan renangnya sendiri. Jadi kerjaku bisa lebih ringan, tinggal menyiapkan pakaian ganti untukku sendiri. Mereka juga membantu mengecek apakah ada barang yang terlupa, sampe kantong tempat baju basah mereka juga ingatkan untuk bawa. Ah…senangnya melihat kematangan mereka berdua. Dan memang semua benda yang mereka bawa itu diperlukan waktu di pantai. Kacamata renang dapat membantu mengurangi perih mata karena terkena air laut saat bermain di ombak. Selain itu untuk anak yang memakai kacamata minus, seperti Sarah, lebih baik sementara melepaskan kacamata dan menggantinya dengan kacamata renang khusus untuk mata minus. Kacamata itu banyak dijual di toko alat olah raga dengan harga 100-150 ribu. Dengan disain yang memang dibuat untuk menempel di wajah saat diterpa air, kacamata ini jadi sangat menolong. Daripada kehilangan kacamata yang berharga umumnya di atas 500 ribu karena tersapu ombak, lebih baik beli kacamata renang minus dengan harga 130 ribu. Air minum sangat menolong sekali dalam perjalanan supaya tidak keburu lemas sebelum sampai tujuan. Maklum mau naik angkot, kalau lagi penuh bisa kepanasan jadi air minum wajib dibawa.

Perginya naik angkot saja. Kalau dari Cilegon, angkotnya yang abu-abu jurusan Labuan, biasanya mangkal di samping masjid raya Cilegon. Ongkosnya sekali jalan sampe ke Karang Bolong 8 ribu per orang. Lumayan murah kan? Perjalanan dengan angkot lancar saja dan angkotnya tidak terlalu penuh. Untuk kali ini tujuannya ke pantai Karang Bolong. Tiket masuknya 5000/orang. Kenapa memilih Karang Bolong? Untuk petualangan pertama kupikir perlu tempat yang tidak terlalu jauh dan memiliki fasilitas yang lengkap untuk berlibur dengan anak-anak. Lingkungan pantainya menurutku cukup bersih. Daya tarik utamanya memang pemandangan karang yang berlubang alami seperti yang sering kita lihat di gambar. Tapi di kompleks itu juga ada pantai landai yang enak untuk tempat bermain. Tak ada ternak yang berkeliaran di pantai. Sebagai salah satu ikon tempat wisata Banten,  pengelolaannya tampak lebih serius. Untuk anak2 ada patung binatang2 yang bisa dipanjat di sisi kiri pintu masuk. Ada kolam renang juga, tapi kecil dan tak terlalu bersih. Kalau untuk dewasa ada banana boat. Lingkungan sekitar Karang Bolong masih sejuk karena masih banyak pohon.

Karena sampainya sudah waktu sholat zuhur jadi anak2 kuajak sholat dulu di musholla yang ada di dalam komplek pantai rekreasi Karang Bolong. Habis sholat baru deh Sarah dan Ruby pake baju renang dan main di pantai. Mereka senang sekali. Dari rumah sudah sengaja bawa sendok dan cangkir plastik kecil2 untuk buat istana pasir. Sekali2 menghadang ombak, lalu lari2 di pantai. Pantainya tak terlalu lebar tapi landai dan tidak banyak karang jadi enak untuk tempat main anak2.

Warna pasirnya coklat kehitaman, bukan putih tapi butirannya halus jadi enak diinjak. Karang-karangnya juga tak banyak menyebar di pantai jadi tidak perlu khawatir melukai kaki anak-anak yang asik berlari-lari. Saking halusnya, pasirnya sampe masuk ke pori-pori baju dan harus kerja ekstra untuk membersihkannya. Bisa dibilang tak ada kerang di situ, mungkin karena pantainya selalu ramai kerangnya sudah habis diambil orang hehehe.... Dari puncak karang bolong bisa terlihat pulau dan gunung krakatau serta kapal2 ferry di kejauhan. Mungkin kalau kita bisa datang lebih pagi lagi lebih enak karena tak terlalu panas dan ramai, terus bisa memperlihatkan pada anak-anak proses pasang surutnya air laut. Kemarin waktu datang air sedang pasang, terus mulai surut sekitar jam 2.

Dari rumah memang sengaja tidak bawa bekal banyak. Cukup 1 tas berisi baju ganti dan air minum. Yang lain sudah tersedia di pantai. Sewa tikar 10 ribu sampe puas duduk, makan siang cukup beli mie (atau jajanan lain di warung dalam komplek) dan minum air kelapa muda. Di dalam komplek itu juga ada yang jual rujak, otak-otak, ikan bakar, makanan ringan, dan aneka minuman hangat instan. Restoran juga ada. Jadi sebenarnya tak perlu bawa dari rumah. Belum lagi pedagang oleh-oleh khas Banten yang gencar menawarkan dagangannya  seperti emping dan ikan asin. Lama-lama mengganggu juga sih. Jadi biar tak terlalu sering dihampiri pedagang, main di pantai saja bersama anak-anak. Sebelumnya dompet dibungkus plastik dulu ya, diikat erat terus dicantolkan di baju biar tak hanyut. Aku belum tahu apakah tersedia loker di komplek tersebut, jadi kalau tidak ada yang menjaga barang sebaiknya pergi tanpa bawa banyak barang berharga, cukup uang untuk ongkos dan keperluan belanja di pantai.
Dari pengalaman kemarin, memang harus sedia uang receh minimal 5000-an yang banyak karena hampir semua pedagang kesulitan mencari kembalian kalau kita menyodorkan uang besar. Total pengeluaran kemarin sekitar 100 ribu untuk bertiga. Lebih murah daripada mengajak makan ke KFC atau pizza hut 'kan? Mungkin akan lebih murah kalau bawa bekal makan dari rumah. Tapi dengan begitu barang tentengan juga akan bertambah.

Anak-anak memang asik, mereka gampang sekali disenangkan. Wajah mereka ceria terus selama main di pantai kemarin. Tak terasa 3 jam main di pantai dan mereka tampak masih belum puas. Tapi karena sudah sore ya memang harus pulang, kalau tak ingin kemalaman di jalan. Lokasi mushola bersebelahan dengan tempat mandi. Airnya lancar mengalir jadi bisa mandi sepuasnya, bayarnya cuma 3000 satu kamar mandi. Setelah mandi dan sholat kami pulang. Begitu keluar, langsung dapat angkot ke Cilegon. Ternyata ada beberapa angkot yang sengaja mangkal di depan pantai karang bolong. Perjalanan lancar, sepanjang jalan anak-anak tidur kelelahan namun dengan wajah berseri bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar