Sabtu, 30 Januari 2010

Mari Mengenal Anak PRASEKOLAH

Sebagai orang tua kita selalu memiliki harapan pada anak-anak kita untuk menjadi orang sukses di kemudian hari. Sukses bukan hanya berarti menjadi orang yang terkenal tapi juga pintar dan berwawasan luas. Dengan demikian diharapkan hidupnya kelak akan berjalan mulus dan bermanfaat buat masyarakat.
Untuk mencapai hal itu tentu bukanlah hal mudah dan bisa ditempuh dengan cara sederhana. Sebagai orang tua kita harus menyadari peran apa yang harus dimainkan agar dapat memberikan bimbingan yang tepat bagi anak. Setiap anak adalah pribadi yang unik dan tidak bisa disamaratakan begitu saja. Bimbingan dan arahan yang diberikan akan efektif bila sesuai dengan kebutuhan anak, yang sepanjang masa perkembangannya menunjukkan ciri dan kebutuhan yang tidak selalu sama. Untuk itulah kita perlu mengenali terlebih dahulu ciri perkembangan anak sesuai dengan usianya.

Ciri-ciri umum anak usia Prasekolah
• Anak berumur 3 sampai 5 tahun berbeda-beda dalam kemampuan dan minat mereka untuk melakukan sesuatu. Namun semuanya berkembang mengikuti alur yang sama.
• Usia prasekolah adalah saat tumbuhnya kemandirian dan keinginan belajar berbagai hal, menggunakan fisik, berbicara, memahami dan menciptakan sesuatu. Mereka selalu sibuk dan aktif. Mereka butuh bergerak.
• Rentang konsentrasi anak pada usia ini sekitar 15 menit, untuk melakukan hal-hal yang disukainya.
• Pada usia ini pikiran anak diibaratkan busa/spons yang dapat menyerap apa pun. Saat mereka masuk sekolah mereka mulai membentuk kepribadian dan pandangan sendiri tentang hidup dan belajar.

Perkembangan fisik
• Usia 3 – 5 tahun anak mualai memiliki kontrol yang lebih baik terhadap gerakan tubuhnya, seiring dengan semakin berkembangnya fisik anak.
• Mereka tidak berdiam diri dalam jangka waktu lama dan belajar lewat aktivitas bermain dan meniru orang lain.
• Anak butuh saat untuk beraktivitas fisik di luar rumah setiap hari.

Tips untuk orang tua:

Buatlah aktivitas bermain anak agar aman dan menyenangkan. Biarkan anak mencoba beragam permainan dengan air, pasir, atau lumpur. Ajaklah anak untuk jalan-jalan, memanjat pohon, menggali tanah, bersepeda, dan berkebun. Menendang atau melempar bola juga merupakan kegiatan mengasyikkan buat anak.


Perkembangan emosi dan kepribadian
• Saat usianya makin bertambah, anak belajar lebih banyak cara untuk mengekpresikan perasaannya. Misalnya pada saat ia merasa takut, anak tidak hanya sekadar menangis namun juga menyatakan pada orang tua bahwa ia takut, menjadi lebih pendiam, atau bersembunyi di balik tubuh ibunya.
• Anak belajar berbagai cara lain untuk mengatasi berbagai situasi dengan mengamati perilaku orang lain. Ada kalanya mereka tak berhasil mengatasi suatu masalah atau menjadi stres. Pada kondisi ini tak jarang anak akan kembali berperilaku seperti anak batita, terutama jika mereka terlalu lelah atau sakit.

Tips untuk orang tua
Bantulah anak untuk belajar berbagai cara yang positif untuk mengekspresikan perasaannya. Pahamilah dan terimalah perasaan anak dan biarkanlah anak mengetahui bahwa anda memahami mereka. Bila mungkin bicarakanlah pada anak apa yang dirasakan tubuh saat kita mengalami suatu jenis emosi. Misalnya: ‘Kalau ibu cemas, tangan ibu berkeringat’. Bicaralah pada anak tentang perasaan anda, berkatalah jujur, dan gunakan kalimat sederhana yang mudah dipahami anak.


Perkembangan kemampuan sosial
• Berbagi, bermain, berbicara, menyebutkan nama, dan mengucapkan salam adalah hal-hal yang dipelajari dan suka dilakukan anak bersama orang lain.
• Pada usia ini mereka membutuhkan kehadiran anak lain sebagai teman. Anak memperhatikan apa yang dipikirkan temannya dan sering kali anak memiliki satu atau dua teman akrab.
• Anak mulai dapat menerima perbedaan dirinya dan orang lain. Mereka dapat berteman dengan siapa saja dengan beragam kemampuan dan latar belakang.
• Bermain bersama dapat membantu anak belajar berbagai peran, memecahkan masalah, dan bekerjasama.

Tips untuk orang tua
Orang tua dapat membantu anak mengembangkan kemampuan sosial dengan
• Menyediakan kesempatan untuk bermain dengan anak anak lain,
• Mendorong anak untuk menyapa bila bertemu orang lain,
• Mendorong mereka untuk mau berbagi,
• Mendengarkan dan menjawab pertanyaan anak dan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama pada temannya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, kemampuan mendengar sama pentingnya dengan kemampuan berbicara.
• Berikan anak kesempatan memilih. Misalnya: “Kamu punya 3 teman, sementara pensilnya hanya ada 2, jadi pakai bergiliran. Atau kamu bisa cari alat lain untuk dipakai bermain. Pilihan lain, cari permainan yang tidak perlu menggunakan pensil itu. Bagaimana menurutmu?”

Yang perlu diingat: bagaimana cara anda menghadapi orang lain akan mempengaruhi bagaimana anak anda berhubungan dengan orang lain.

Perkembangan kemampuan bicara dan berpikir
Kemampuan ini berkembang sangat pesat namun tiap anak akan berkembang dengan temponya sendiri. Beberapa ciri anak pada usia ini adalah:
• Egosentris. Anak merasa bahwa ia adalah pusat dunia, ia yakin segala sesuatu terjadi di seputar dirinya saja.
• Kreativitas. Daya imajinasinya sangat tinggi dan tak terbatas.
• "Mengapa?" Dalam rangka belajar tentang dunia di sekelilingnya, anak akan selalu melontarkan pertanyaan ‘mengapa?’ Berikanlah penjelasan pada anak tentang sebab-sebab sesuatu yang terjadi di sekitar anak.
• Bahasa. Anak umumnya sudah lancar mengucapakan kata-kata. Walaupun kadang ada anak yang masih kurang jelas mengucapkan beberapa huruf (cadel), janganlah terlalu cemas. Dengan contoh dan bimbingan anak akan cepat belajar.
• Prinsip-prinsip. Anak juga belajar tentang perbedaan antara benar salah. Orang tua dapat membantu anak memahami hal ini dengan menerapkan aturan yang jelas dan konsisten bagi anak.
• Kenyataan vs. fantasi. Anak harus belajar perbedaan antara kenyataan dan fantasi. Pada akhir masa prasekolah biasanya anak sudah memahami konsep masa lampau, sekarang, dan masa akan datang.
• Fobia. Muncul banyak rasa takut, terutama pada bentuk atau suara yang belum pernah didengar. Bagi orang tua, cobalah untuk bertindak suportif dan sabar saat mengatasi ketakutan-ketakutan anak yang tidak masuk akal.
• Sangat mudah terpengaruh. Anak sangat mudah terpengaruh pada apa yang dilihatnya. Itulah sebabnya sangat penting untuk orang mendampingi anak saat menonton televisi dan dalam kegiatannya sehari-hari.
• Ketertarikan seksual. Adalah hal yang normal bagi anak pada usia ini memiliki rasa ingin tahu tentang seks. Bantulah anak untuk belajar dengan masalah tersebut dengan cara yang tepat.

Tips untuk orang tua
Pada masa ini anak sedang giat-giatnya belajar tentang apa pun.
• Berikanlah sebanyak mungkin pengalaman yang dapat membantunya belajar hal-hal yang bermakna dan berguna untuk hidupnya kelak. Misalnya, saat melakukan perjalanan mudik dengan bis, anda dapat menjelaskan pada anak tentang transportasi, kegunaan roda, mengenal orang dan sifatnya yang beragam, kota-kota yang dilalui, profesi, dll. Pengalaman apa yang diperoleh anak pada masa ini akan mempengaruhi apa yang dipikirkan dan dibicarakan anak.
• Ajarkan dan berilah contoh untuk mendengar aktif. Sekali lagi, kemampuan mendengar sama pentingnya dengan kemampuan berbicara dalam komunikasi. Berikan contoh dan biasakanlah anak untuk tidak menyela pembicaraan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar