Jumat, 22 Januari 2010

MEMBANTU ANAK BELAJAR DISIPLIN DAN BERTANGGUNG JAWAB

Apakah disiplin itu?

Disiplin harus diajarkan pada anak karena disiplin bukanlah perilaku yang terbawa sejak lahir. Orang tua harus mengajarkan disiplin sedikit demi sedikit pada anak. Mengajarkan disiplin memang membutuhkan waktu, perhatian, dan usaha dari orang tua. Namun dari pengorbanan itu hasil yang diperoleh akan sangat mambantu untuk membentuk hubungan yang baik antara anak dan orang tua. Lalu apakah disiplin itu?

Disiplin adalah upaya untuk membantu anak membangun pengendalian diri. Disiplin adalah menetapkan batasan-batasan perilaku dan mengoreksi perilaku-perilaku yang keliru. Disiplin juga berarti mendukung, membimbing, dan membantu anak untuk merasa nyaman dengan dirinya, mengajarkan mereka bagaimana sebaiknya anak menilai dirinya.

Apakah memukul berguna dalam menegakkan disiplin? Tidak! Disiplin haruslah membantu anak untuk belajar mengontrol sendiri perilaku mereka. Memukul digunakan oleh orang tua untuk secara langsung mengontrol perilaku anak. Memukul tak akan mengajarkan anak mengubah perilaku yang salah.

Mungkin memukul dapat dilihat sebagai cara yang mudah untuk mengendalikan anak. Namun hal itu tak akan berlangsung lama. Setelah dipukul anak anak menangis keras. Anak yang lebih besar akan mencari pelampiasan dengan memukul anak lain. Segera setelah itu mereka akan melakukan kesalahan lagi.

Anak memang perlu diberitahu bahwa orang tua bertanggung jawab dan bertugas mengatur mereka. Namun memukul hanya akan membuat anak takut pada orang tua. Sementara disiplin membuat anak menaruh rasa hormat dan sayang pada orang tua. Tidakkah ayah bunda akan merasa terharu dan bangga bila putra putri kita memeluk dengan rasa sayang atau bahkan berkata ‘aku sayang pada ayah/ibu’. Perlakukanlah putra putri kita dengan respek dan biarkan mereka belajar mengendalikan perilakunya, pasti mereka akan membalas dengan rasa hormat dan akan mendengarkan nasihat kita dengan suka rela.

Bagaimana cara menetapan aturan bagi anak?

Berikut ini ada beberapa tips untuk orang tua.

1. Mulailah dengan sedikit aturan. Semakin banyak aturan yang dibuat akan semakin sulit diingat oleh anak.

2. Berikanlah alasan setiap kali melarang anak. Adalah tugas orang tua untuk menjaga kesehatan dan keselamatan anak. Orang tua juga harus membantu anak agar dapat bergaul dengan orang lain. Terangkanlah alasannya saat anda harus mengatakan ‘tidak’ pada anak. Dan pastikanlah anak memahami alasan tersebut. Misalnya: “Kamu tidak boleh naik sepeda menyebrangi jalan karena di sana banyak kendaraan yang melintas dan kamu tertabrak.”

3. Berikan anak kesempatan bicara. Anak perlu diberikan kesempatan bicara dalam membuat aturan. Mereka perlu diberikan kesempatan untuk menyatakan apa yang dirasa dan dipikirkannya. Bahkan anak yang berusia 5 atau 6 tahun sudah dapat diajak bicara dan membantu orang tua saat menentukan aturan. Bila anak diperbolehkan untuk ikut menetapkan aturan, mereka akan lebih mudah diajak untuk mematuhinya. Penting bagi orang tua untuk memahami sudut pandang anak tentang sesuatu. Namun karena ingin mendengarkan anak bukan berarti orang tua harus menuruti semua keinginan anak dan mengubah aturan yang sudah ada. Ada aturan-aturan yang memang harus ditegakkan walaupun tak selalu menyenangkan bagi anak.

4. Sampaikanlah aturan dan pesan dengan jelas sehingga anak benar-benar paham apa yang dimaksud orang tua. Misalnya, katakanlah dengan jelas pukul berapa anak harus pulang setelah bermain di rumah temannya. “Pukul 5 harus sudah sampai rumah. Jangan pulang terlalu sore”.

Tak perlu khawatir akan dicap egois atau mau menang sendiri oleh anak saat anda menetapkan suatu aturan. Kadangkala anak akan menunjukkan rasa tak senang dengan aturan yang dibuat orang tua. Cobalah untuk tidak terpancing emosi. Pahamilah perasaan anak tapi tetaplah menjalankan aturan yang dibuat. Misalnya, “Memang rasanya berat untuk pulang karena kamu sangat senang main di sini, tapi ini waktunya kita pulang.”
Aturan yang adil akan dapat menunjukkan perhatian dan dan rasa sayang orang tua. Jika orang tua menetapkan aturan yang kurang adil atau terlalu kaku hanya akan membuat anak tergantung pada pengawasan mereka. Namun sebaliknya jika tak ada aturan bagi anak, mereka akan berperilaku yang pada akhirnya memaksa pihak lain untuk bertindak menegakkan aturan bagi mereka, mungkin oleh kepala sekolah atau bahkan polisi.

Apa yang harus dilakukan orang tua jika anak melanggar aturan?

Tetaplah tenang. Berlakulah adil. Lakukanlah sesuatu yang masuk akal dan akan membantu anak belajar untuk tak melakukan lagi kesalahan yang sama. Misalnya, jika anak mencoret dinding, mintalah dia membantu untuk membersihkannya kembali. Jika ia gagal membuat dinding kembali bersih, tekankanlah hal itulah yang ingin dicegah dengan melarangnya mencoret dinding karena tak mudah membersihkannya kembali.

Cobalah untuk menjalankan langkah-langkah pemecahan masalah ini untuk membantu anak memikirkan masalahnya dan memikirkan cara menghindari kesalahan yang sama.
• Mintalah anak untuk menyampaikan masalah mereka. (Aku ingin ke rumah temanku yang di luar kompleks naik sepeda tapi ibu melarang)
• Mintalah anak untuk mengajukan beberapa cara memecahkan masalah itu. Dalam proses itu jumlah solusi yang diajukan lebih penting daripada seberapa bagus sulusi itu. (aku bisa naik bis; aku akan jalan kaki; aku bisa naik sepeda separuh jalan, lalu naik angkot.)
• Diskusikanlah solusi tersebut. Pastikanlah bahwa solusi yang diambil berdasarkan kesepakatan kedua pihak.
• Cobalah jalankan solusi yang diambil.
• Lihatlah hasilnya. Bila perhasil hal itu dapat dilakukan lagi lain kali. Bila gagal, diskusikanlah kembali.

Ada dua hal penting yang dapat disampaikan orang tua dengan menjalankan cara ini. Pertama, tak ada masalah yang terlalu berat sehingga tak dapat terpecahkan. Kedua, setiap orang bertanggung jawab atas perilakunya sendiri.

Kwsimpulan:
Disiplin adalah pendidikan bagi anak untuk tumbuh menjadi anak yang berbahagia, sehat, aman, dan menjadi anggota masyarakat yang dapat menyesuaikan diri.
Mendidik anak memang pekerjaan berat tapi jika anak diajarkan untuk mengendalikan perilakunya, penegakan disiplin akan menjadi mudah. Pengorbanan yang dilakukan akan terasa sangat berharga jika kelak orang tua melihat betapa anak dapat bertanggung jawab akan semua perilakunya.

Sumber Bacaan:

Marilyn E. Gootman, Ed.D., teaches early childhood education at the University of Georgia and is the mother of three children.
Parenting Pages from California Consortium To Prevent Child Abuse
Excerpted with permission from the National Committee to Prevent Child Abuse

How to Teach Your Children Discipline is published by the National Committee to Prevent Child Abuse, 332 S. Michigan Avenue, Suite 1600, Chicago, IL 60604, (312) 663-3520.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar