Sabtu, 23 Januari 2010

MEMBANTU ANAK MENGEMBANGKAN PENGENDALIAN DIRI YANG POSITIF

Rasa gembira, kemarahan, frustrasi, dan kekecewaan semua adalah bagian yang tak terpisahkan dalam proses perkembangan seorang anak. Agar dapat tumbuh dengan sehat, anak perlu belajar untuk mengendalikan diri secara positif, yaitu belajar untuk menampilkan berbagai emosi ini dengan cara dan waktu yang tepat.
Anak yang mampu mengendalikan diri akan lebih mudah untuk mulai berteman dan mempertahankan hubungan dengan temannya. Kemampuan bergaul yang baik pada akhirnya akan meningkatkan rasa percaya diri dan membantu keberhasilan anak dalam berbagai bidang.


Sejak kapan anak dapat mulai diajarkan untuk mengendalikan diri? Orang tua dapat memberikan pengalaman dan pengarahan sejak usia dini, tentunya dengan cara yang berbeda sesuai dengan perkembangan anak.

• Pada masa bayi, seorang anak membutuhkan lingkungan yang responsif dan mudah dikenali. Jika orang tua menanggapi kebutuhan fisik bayi dengan cara yang lembut, penuh perhatian dan kasih sayang maka sang anak akan belajar bahwa perilakunya dapat mempengaruhi respon orang-orang di sekitarnya.

• Pada masa batita, anak sedang belajar untuk mandiri dan memecahkan masalah sendiri. Orang tua dapat membantu batita mengembangkan kemampuan bicara anak agar dapat mengungkapkan dengan tepat perilaku dirinya dan orang lain. Belajar untuk mengungkapkan tindakan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk kata-kata adalah kunci menuju pengendalian diri yang positif.

• Pada usia sekolah, anak dapat diajarkan untuk mengendalikan dorongan emosinya dengan cara menunggu giliran atau berbagi mainan dengan teman. Kemampuan bahasa umumnya sudah lebih baik, dan hal ini akan sangat membantu untuk mengendalikan emosi dan bergaul dengan temannya.


Secara umum ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri yang positif:

1. Ajarkan kata-kata yang tepat yang dapat digunakan anak untuk menyatakan perasaannya. Jika anak merasa marah saat bermain, doronglah anak untuk bicara dan mengatakan bahwa ia sedang marah, misalnya: “Aku jadi sebal kalau kamu bermain curang” atau “Jangan ganggu aku terus, aku jadi marah nih!”

2. Jelaskanlah pada anak bahwa ia tak boleh menyakiti orang lain. Saat anak merasa marah ketika bermain, lalu ia mendorong atau memukul temannya, tariklah anak ke tepi dan ingatkan bahwa menyakiti orang lain tak diperbolehkan.

3. Bantu anak untuk mencari cara yang baik untuk menyelesaikan masalah. Saat anak sedang berselisih paham dengan temannya, tawarkan solusi untuk memecahkan masalah itu misalnya dengan bermain secara bergiliran atau berbagi mainan.

4. Jelaskanlah dengan kalimat yang baik saat menerapkan aturan bagi anak. Jika orang tua menerangkan dengan benar alasan di balik sebuah aturan dan konsekuensi apa yang akan dihadapinya jika ia melanggar suatu aturan, anak akan terbantu untuk mengembangkan pengendalian yang positif terhadap perilakunya sendiri.

5. Teladani kendali diri yang positif pada anak saat orang tua menghadapi masalah atau merasa frustrasi. Anak banyak belajar dari melihat perilaku orang di sekelilingnya, terutama orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar